Sabtu, 29 Maret 2014

cerpen Bukan Secret Admirer


Cerpen
BUKAN SECRET ADMIRER
~~~~~~~~~~~~~~~


Sejak lama aku memang mengagumi mu,
Tidak, mungkin ini lebih dari sekedar mengagumi mu..
Aku , mencintai mu..
Namun apa yang bisa ku perbuat?
Aku hanya seorang aneh, yang hanya mencintai dalam harapan..
Aku hanya seonggok manusia yang tak bernilai..
~~~~~~

“Doorrr!!” iseng Dyra mengagetkan Reisa yang sedang melamun menatap layar ponselnya.
“Dyra!! Kaget tauu! Kalo dateng ucapin salam bukan malah ngagetin kaya gitu!” Kesal Reisa.
“Ya abis lu ngelamun, ngeri lu kesambet. Emang lo lagi ngelamunin apa sih?” Tanya Dyra penasaran.
“Dia lagi? Huft.. sampe kapan lo kaya gini?” Lanjut Dyra.
Reisa mendengus pelan. Dia memperbaiki posisi duduknya dengan menopangkan dagu nya diatas tangannya.
“Yaahh, gue juga gak tau sampe kapan kaya gini Ra, yaudahlah biarin aja.” Pasrah Reisa.

Beberapa siswa mulai berdatangan. Diikuti pula oleh seorang guru. Karna waktu menunjukan pukul tujuh yang berarti pelajaran akan segera dimulai.
~~~~~~

Kiki berlari pelan memasuki ruang kelas XI SOS 1. Ia mencari sosok sahabat dan juga kekasihnya.
“Hey! Gue cariin gak tau nya masih pada di kelas, gue kira udah pada di kantin. Gue tungguin juga!” Ucap Kiki kesal.
“Berisik deh kamu Ki. Kalo ngomong pake jeda kenapa sih.” Kata Dyra yang notabene kekasih Kiki.
Kiki hanya memamerkan rentetan gigi nya rapi. “Sorry deh.. Kenapa pada gak ke kantin? Gak laper?” Tanya Kiki gusar.
“Males.” Jawab Reisa singkat.
“Tumben amat.. Eh Rei, tadi gue ketemu doi lu tuh.” Ucap Kiki sambil merangkul Dyra.
“Ketemu dimana say?” Tanya Dyra.
“Di parkiran, tadi si Nicky mau nabrak gue. Untung nya aja gue masih selamet. Dia berdua sama temennya, nah temennya kaya kagok gitu, si Nicky mau jatoh pas banget disamping gue.” Cerita Kiki panjang lebar.
“Ah coba gue yang ditabrak, siapa tau gue ditolongin dia terus dia minta maaf sama gue.” Harap Reisa sambil membayangkan.
“Ngimpi lo ketinggian Rei!” Ejek Kiki. Dyra mencubit halus tangan Kiki. “Udah ah gue balik ke kelas dulu bentar lagi masuk.” Ujar Kiki pamit dan segera melenggang pergi.
“Yeee lagi juga siapa yang pengen lu lama-lama disini? Sono dah pergi jauh-jauh!”Cerocos Reisa. Dyra hanya tertawa kecil melihat tingkah laku sahabatnya.


Jam menunjukkan pukul 2 siang. Sinar matahari begitu terik menyengat kulit.
“Ra, gue pulang duluan ya.” Pamit Reisa dan segera pergi.
“Oke deh Rei, hati-hati ya.” Ujar Dyra yang masih merapihkan buku-bukunya.
Dyra hendak berjalan menuju ruang kelas Kiki, ia melihat sosok Nicky pria yang dicintai oleh sahabatnya Reisa. Nicky siswa kelas XII IPA 3 yang berarti Nicky adalah senior mereka. Dengan lantang, Dyra memanggil Nicky yang sedang berjalan di koridor sekolah.
“Ka Nicky!” Panggil Dyra sambil menghampiri Nicky.
Nicky menoleh kesumber suara.
“Dapet salam dari Reisa.” Kata Dyra.
“Sip!” Jawab Nicky singkat.
~~~~~~

Kantin sekolah cukup ramai. Namun tak menyurutkan Reisa Dyra dan Kiki untuk membeli makanan yang ada kantin. Sambil menunggu makanan yang mereka pesan datang, mereka duduk di kursi yang tersedia di kantin. Reisa menatap sosok yang ia kenal. Sosok itu pun semakin lama semakin mendekat. Nicky dan teman-tamannya melewati meja yang sedang Reisa tempati.
“Echeeemm! Nick Reisa nih..” Iseng Kiki.
“Nicky!” Panggil Dyra dengan lantang. Nicky hanya tersenyum simpul.
Reisa masih terdiam. Menikmati pemandangan yang menurutnya begitu indah.
Kiki mencolek pipi Reisa dengan kasar. “Patah dah itu leher.” Ujar Kiki seenaknya.
“Suka-suka gue! Leher-leher gue! “ kata Reisa tanpa menoleh sedikitpun. Ia terus memperhatikan Nicky hingga Nicky benar-benar hilang dari pandangannya.
“Ganteng banget yaa dia... Kalo jalan cool abis!” Puji Reisa pada sosok Nicky.
Nicky terkenal dengan pria setengah bule. Selain setengah bule, wajah nya juga cukup ganteng dan berpenampilan cool. Ia juga pandai bermain gitar. Itu yang membuat Reisa makin tergila-gila pada nya. Namun Nicky adalah pria yang agak sombong dan cuek terhadap orang yang baru dikenalnya.
~~~~~~

Gue gak tau harus berbuat apa biar lo peka Nick..
Gue cuma bisa lakuin ini, diam..
Andai lo bisa ngerti gimana hati gue sekarang..
Aaarrgh!!

Reisa menjatuhkan tubuhnya ke kasur empuk miliknya. Ditatap nya langit-langit kamar nya sambil terus memikirkan Nicky. Ia tau bahwa Nicky peka terhadap nya. Namun ia juga merasa bahwa Nicky tak pernah peduli pada nya.

“Bentar lagi dia Ujian Nasional, sampe kapan gue kaya gini? Capek.” Ujar Reisa miris.
~~~~~~

Hari terus berlalu. Sikap Nicky memberi respon yang cukup baik. Namun berbeda jika Nicky memberi respon melalui BBM atau sosial media. Perjuangan demi perjuangan dilakukan Reisa. Dibantu dengan kedua sahabatnya Dyra dan Kiki. Mulai dari memberanikan diri menyapanya, memberi sinyal, bahkan ia rela menunggu tanpa kejelasan. Kejelasan yang tak ia mengerti mengapa sikapnya berbeda jika ia bertemu dengannya. Namun hasil nya masih tetap sama. Nihil. Tak ada respon yang lebih.

“Gue capek Ki, Ra. Gue gak tau harus gimana lagi. Gue nyesek, gue bingung, dia peka tapi sama sekali gak perduli. Buat apa dia sadar gue suka sama dia kalo dia gak pernah hargain gue?” Tangis Reisa pecah di kelas yang tak begitu ramai oleh para siswa.
“Terus lo mau gimana?” Tanya Dyra prihatin.
“Gak tau Ra.. Kaya nya sekarang gue cukup ngeliat dia dari jauh aja Ra.. Gue gak mau terus-terusan berjuang Cuma buat supaya Nicky peduli. Capek..” Tutur Reisa yang masih menangis.
“Kenapa lo milih ngeliat dari jauh? Bukannya kalo secara langsung dia bisa lebih sadar lagi kalo elo beneran suka sama dia?” Tanya Kiki bingung.
Reisa mengusap hidung dan pipi nya. “Bahagia itu sederhana Ki.. Gue sekarang lebih nyaman kalo ngeliat dia dari jauh. Yang penting gue tau kabar dia, dia masuk atau enggak. Percuma, gue ngeliat dari deket kalo ternyata itu cuma tipu daya dia. Di depan gue, dia ya sok peka. Tapi dibelakang gue? Iya peka, tapi gak perduli.. Nyesek pasti. Gue nyerah..” Tukas Reisa miris.

Kiki dan Dyra hanya terdiam. Tak ada yang mengeluarkan sepatah kata. Dyra memeluk erat sahabatnya ini. Dyra mengerti bagaimana perasaan sahabatnya.
“Gue pergi dulu ya!” Kata Kiki segera meninggalkan Dyra dan Reisa.
“Mau kemana Ki? Kiki?!” Panggil Dyra namun tak ada jawaban dari Kiki.
~~~~~~

Kiki berlari di koridor sekolah. Ia melihat kanan kiri dan sekitar lingkungan sekolah. Terlihat sosok Nicky sedang berada di pinggir lapangan sedang berbincang dengan teman-temannya. Kiki yang melihat sosok Nicky, segera menghampirinya.
“Nick! Nicky!” Panggil Kiki menghampiri Nicky. Nicky menoleh lalu agak menjauh dari teman-temannya.
“Gue mau ngomong sama lo sebentar, boleh? Tapi gak disini. Ikut gue.” Ajak Kiki sambil menarik kasar Nicky.

“Lo siapa sih?” Tanya Nicky agak sombong.
“Lo gak perlu tau siapa gue. Lo liat dua cewek yang lagi duduk di sebelah sana?” Tanya Kiki serius.
Nicky menganggukkan kepalanya. “Terus apa hubugannya sama gue?” Tanya Nicky dingin.
“Lo tau? Cewek yang satu nya lagi nangis. Dan dia nangis karna perlakuan lo ngerti?! Kenapa sih elo gak coba buat deketin aja? Toh dia juga gak nuntut apa-apa dari lo! Hargain sedikit aja. Gue kenal dia, dia temen gue. Gue tau dia. Dia suka sama lo Nick! Dia cuma pengen deket sama lo!” Kata Kiki geram.
Nicky terseyum sinis. “Cuma pengen deket sama gue? Heh lo pikir, mana ada orang yang suka tapi cuma pengen deket? Pasti ujung-ujungnya berharap jadian!” Ujar Nicky ketus.
“Gak perlu jadian. Deket aja deh, atau minimal lo bales bbm dia!” Kata Kiki tak kalah ketus nya.
“Gue kenal dia cukup sebagai dia adik kelas gue. Gak lebih! Lo pikir pake logika, mana ada yang dengan gampangnya suka sama seseorang padahal gak pernah ada contact? Gak masuk akal!” Kata Nicky angkuh.
“Cinta gak butuh alasan. Cinta gak selalu timbul karna hubungan atau contact-kan!” Tukas Kiki bijak.
“Gue mau fokus UN, bukan cewek!” Ujar Nicky sambil mendengus kesal sambil mengibaskan tangan kanannya, lalu segera pergi meninggalkan Kiki.
~~~~~~

“Sorry Reisa, gue harus lakuin ini” Ujar Nicky dalam hati sambil ia menekan tombol delete.

Pagi ini cerah. Namun tak secerah hati Reisa. Hatinya diselimuti rasa gundah. Waktu menunjukkan pukul 6.20, tetapi matahari sudah menampakkan sinarnya. Sekolah pun masih terlihat sepi.
“Hey Rei! Gimana udah baikkan?” Tanya Dyra yang baru saja datang dan segera duduk tepat disebelah kiri Reina.
“Baikkan apaan deh Ra? Ngaco deh!” Kata Reina yang berlagak polos.
“Kan kemaren lu nangis, sekarang udah lega belum?” Tanya Dyra lagi.
“Udahlah gak bahas, gue udah di delete contact dari BBM sama dia.” Ujar Reisa berusaha menahan untuk tidak menitikkan bulir air matanya.
“Hah? Serius lo? Yang bener?” Tanya Dyra kaget.
“Yaampun.. Sabar yaa Rei, udahlah, orang sombong kaya gitu gak pantes diperjuangin lagi. Lupain Rei lupain..” Ucap Dyra sambil mengusap bahu Reina.
“Iya, mending lo lupain Nicky aja! Udah kelewat sombong gak pantes buat lo apa lagi lo perjuangin!” Kata Kiki ketus yang tiba-tiba saja datang.
“Kemarin gue ngomong berdua sama dia, tapi ya gitu. Sombong! Kaya nya dia cuma royal sama temen-temennya aja.” Lanjut Kiki sambil mengambil kursi untuk ia duduki.
“Lo ngomong apa Ki??” Tanya Reisa penasaran.

“Ada yang nama nya Reisa?” Tanya salah satu siswa kepada siswa lainnya.
“Gue Reisa, kenapa?” Kata Reisa bingung.
“Lo dipanggil sama.. duh gue gak tau namanya, kaya nya sih kakak kelas. Di tunggu di koridor deket mading.” Kata siswa itu sambil bergegas pergi.
“Ki, lo ngomong apa? Kenapa dia bisa delete gue?” Tanya Reisa lagi yang masih penasaran.
“Lo dipanggil kan? Mending lo samperin gih, gue sama Dyra ke kantin dulu belum sarapan.

Reisa berjalan di koridor sekolah mencari seseorang yang memanggilnya. Dilihatnya hanya ada seorang Nicky sedang berdiri didekat mading. Ah apa mungkin yang memanggil Reisa adalah Nicky? Ujar Reisa bertanya-tanya.

“Lo ngapain diem disitu? Sini!” Kata Nicky memanggil Reisa dari kejauhan.
Reisa berjalan dengan hati berdebar. Entah apa yang dia rasakan. Terlalu banyak rasa dibenaknya. Ia senang di panggil Nicky, namun ada perasaan yang tak mengenakan yang timbul dalam hatinya.
“Ke..kenapa kak..?” Tanya Reisa gugup.
“Langsung to the point aja. Gue cuma mau bilang, sorry banget. Sorry selama ini gue acuh tak acuh sama lo.. Terus terang aja, gue gak suka sama lo Rei, sorry. Lo ngerasa gak dikasih kejelasan kan? Nah sekarang gue kasih kejelasan buat lo. Gue gak ada rasa sama lo. Gue cuek sama lo karna gue takut dibilang Pemberian harapan palsu buat lo. Tapi ternyata lo kuat ya, terpaksa gue delete contact BBM lo. Terserah lo mau bilang gue apa, yang jelas gue gak ada rasa sama lo, gue bukannya gak mau deket sama lo, tapi gue emang gak bisa deket. Lo lupain gue ya. Sorry.” Jelas Nicky segera melenggang pergi.

Reisa tercekat. Lemas. Tubuh nya gemetar. Kaki nya terasa tak mampu menopang berat tubuhnya. Keringat dingin mengucur deras di sekujur tubuhnya. Pelupuk matanya tak mampu membendung bulit air mata. Reisa berusaha agar tak menjatuhkan bulir air matanya. Disaat bulir airmatanya mengalir, sosok lelaki berbadan cukup besar datang dan langsung memeluknya.
“Kenapa lo nangisin orang yang gak pernah sama sekali peduli sama lo Rei? Ada gue disini.. Gue yang selalu diam-diam memperhatikan elo tanpa lo tau. Lo boleh tanggis disini, sepuasnya.” Ujar lelaki itu yang cukup membuat Reina kaget.
“Hendra??” Kata Reina sambil melepaskan pelukannya. “Sorry gue gak bisa.” Lanjut Reisa dan segera berlari menuju ruang kelasnya.

“Sejauh apa pun kita berjalan, pada akhirnya kita kembali ke titik awal. Ngerti Rei?” Tanya Kiki bijak.
Reina menggeleng lemah.
“Jadi gini Rei, sejauh apa pun lo maju untuk memperjuangin dia, tapi pada akhirnya lo akan mundur ke tempat dimana lo seharusnya berdiri. Mundur ketika perjuangan lo gak pernah dihargai.” Jelas Dyra.
“Ibarat nya kekuatan lo udah abis dan lo milih buat ‘istirahat’ bahkan menyerah..” Lanjut Kiki.
“Perjuangan gue gak akan ada arti nya di mata dia kalo dia sendiri gak pernah melirik gue sedikit pun.” Ucap Reisha lirih.
“Nah! Tuh lo tau!” Seru Kiki dan Dyra.


-END-

Bertahan atau Melepaskan


Bertahan atau melepaskan?

Ibarat menggenggam bunga mawar berduri.. semakin di genggam semakin sakit ditangan, bahkan bisa meneteskan darah kalo gak segera dilepas..
Ibarat memeluk pohon, pohon kaktus.. semakin erat dipeluk semakin menusuk..

Itulah ‘pribahasa’ buat orang yang sayang sama seseorang, tapi ternyata seseorang itu malah sayang sama yang lain atau gak sayang sama kita..
Mau kita lepas, tapi karna ‘rasa sayang’ yah gak jadi deh ngelepas..
Mau tetep dikejar, nyesek, sakit nya buka main..

Ibarat kata, ingin memetik bintang tapi gak sampe..
Lo pengen milikin doi, tapi ternyata gak bisa..
Mungkin doi emang bukan yang terbaik, tapi pasti bakal ada bintang lain yang lebih baik deh..

Manusia ngeliat nyamuk mengisap darah. Nyamuk, kalo gak cepet-cepet pergi, pasti nyamuk itu bisa dibikin mati sama si manusia..
Sama kaya kalian,
Kalo kalian punya niat moveon tapi gak pernah usaha, ya siap-siap aja kaya nyamuk itu..
Kalian bisa dibikin makan ati mulu..
Luka dihati apa lagi udah sampe ke perasaan lebih berasa nyeri dari pada sakit dibagian fisik..
Fisik gampang ilang, lah kalo hati? Yakin tuh sebulan dua bulan bisa ilang? Kaga..
Lebih baik melepaskan daripada harus nanggung rasa sakit terus-menerus!
CA to the TET! CATET!
Emang nya mau terus-terusan nyesek? Sendiri pula.. duhh miris banget.. gue sih ogah..

Dunia tak selebar daon kelor!
Masih banyak cewek/cowok yang lebih baik..
Gue contoh nya.. ehahaha!

Moveon emang susah..
Gak segampang nyari upil dilobang idung..
Punya niat, ada usaha! Jangan lupa doa..
Yaa beda tipislah 11-12 sama UN. Kita belajar supaya bisa lulus UN, begitu juga moveon, belajar melupakan supaya moveon!
Moveon gak perlu ada pengganti atau pelampiasan..
Apa yang lo tanam, bakal ada hasilnya!

Emang sih moveon gak secepet kereta berjalan.. you know lah segala sesuatu ada proses nya..
Moveon juga butuh proses..
Gak ada yang instan.. mie instan aja harus melalui proses masak..

Cuma ada 2 pilihan. Bertahan atau melepaskan..

Bertahan? Mau sampe kapan nanggung nyeri sendirian? Emangnya kuat? Yang ada malah bikin gelisah sendiri..

Kalo kalian genggam mawar berduri lalu berdarah, masih bisa di obatin asalkan mawar berduri itu dilepas.. MOVEON namanya!!
Tapi kalo bertahan, ya siap-siap hati lo bakal senasip sama nyamuk tadi..

Gue tipe orang yang susah moveon. Tapi asal tau aja yaa, gue bisa moveon dalam waktu kurang dari seminggu! Keren gak tuh? Hebat kan?
Kenapa gue bisa moveon secepet itu? Ya karna gue punya tekad yang kuat buat moveon!

Gue aja bisa, masa lo gak bisa?!

Gue pernah baca di dp BBM , kurang lebih bacaannya kaya gini,,

“Cinta itu kuat mu. Tapi jika kuat mu tak dihargai maka kamu layak bahkan harus pergi! –unkwn”

Perjuangan gak akan pernah ada harganya kalo yang diperjuangin gak pernah menghargai, apa lagi sampe di anggap gak ada.. jatohnya sakit coy!
Kaya ditarik sampe nyungsep, terus didorong ke jurang!