Minggu, 01 September 2013

kehilangan yang abadi

cerpen!
Judul: Kehilangan yang abadi

~~~~

Tepat pukul 13.00 siang aku tiba dirumah. Tawa ku mengiringi perjalanan pulang, seyum ku turut mengembang. Namun, semua berubah ketika...
"Sudah pulang kak? Ayo cepat ganti pakaian mu, kita pergi kerumah nenek" ucap Ibu ku setelah membukakan pintu dan membiarkan aku masuk.
"Memang ada apa dengan Nenek bu?" Tanya ku sambil mengganti pakaian.
"Nenek mu sakit lagi" jawab ibu.
Lemas. Yaa lemas, aku terduduk lemas ketika ibu mengakatakan itu. Setelah aku berganti pakaian, aku langsung bergegas pergi. Jarak yg ditempuh tidak begitu jauh, kurang lebih 1 jam untuk bisa sampai kerumah nenekku.
~~~

Aku tinggal di perbatasan kota Depok. Aku tinggal bersama ibu, ayah, dan adik laki-laki. Nenek? Apa hubungan aku dengan nenek?
Hmm.. Sejak aku lahir, aku diasuh oleh Nenek ku, ibu kandung dari ibu ku. Aku juga tinggal bersama Nenek. Orang tua ku termasuk ibu ku sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aku pun cukup dekat dengan Nenek ku, bahkan lebih dekat dibanding dengan Ibu ku sendiri.
Hingga pada saat ibu ku melahirkan adik ku, barulah ibu ku memutuskan untuk berhenti bekerja. Ketika adik ku berusia 1th, aku pun ikut bersama orang tua ku.
~~~

Tiba dirumah nenek, aku iba melihat nya. Ia terbaring lemas dikasur empuk nya yg terletak diruang tv.
Tangan nya ditusuk jarum yg mengalirkan cairan ketubuh nya. "Gimana kabar Ibu, pak?" tanya Ibu ku kepada kakek ku, ayah dari ibu ku.
"Ya begitu aja, abis ganti infus tadi" jawab kakek ku.

Aku mendengar suara Nenek ku yg amat kecil. Aku menghampirinya.
"Erin" panggil nenek ku lemah.
"Iya Nek?" Jawab ku sambil duduk bersebelah dengan Nya.
"Kalau Nenek sembuh, nenek bisa liat kamu dewasa. Tp kalau Nenek ga sembuh, ya nenek gabisa liat kamu dewasa secara langsung." ujar Nenek ku yg ingin sekali melihat ku dewasa.
"Iya Nek, Nenek pasti sembuh koq" jawab ku sambil menatap nya.
"Ibu pasti sembuh koq, nanti kita jalan-jalan ya." ujar Om ku yg tbtb saja datang.
"Iya, nanti makan ikan ya." Ucap Nenek ku penuh harap.

Sudah 6 bulan ini nenek ku sakit-sakitan. Dan aku, bolak-balik depok-jakarta. Capek, ya, akhir nya aku memutuskan untuk izin tidak bersekolah, hingga aku tercatat sebagai siswa izin terbanyak.
Sempat 1 bulan pulih, aku senang sekalii, ia jg sempat berkunjung kerumah ku. Tapi kini, ia sakit kembali.
~~~

Hari demi hari berlalu, libur telah tiba. Bukan libur semester atau libur kenaikan kelas. Seperti biasa, menjelang Hari Raya sekolah ku memberikan libur.
Ku putuskan untuk menghabiskan waktu liburan ku dirumah nenek, dan bersama nenek.
Infus ditangan Nenek ku kini sudah dilepas. Tak ada perubahan sedikit pun. Aku dan keluarga cukup pasrah. Semua sudah dilakukan, namun tetap saja hasil nya NIHIL! Aku benci!
~~~

Sudah beberapa hari belakangan ini, aku dengar Nenek ku agak aneh. Ia suka bernyanyi-menyinden. Ia jg sudah tak kenal dengan anak-anak nya, bahkan cucu nya. Ia menjadi pelupa. Hanya suami nya sajalah yg ia ingat, itu pun ia memanggil nya dengan sebutan 'BAPAK'.
Tak ada yg bisa dilakukan oleh Nenek ku, selain berbaring diatas kasur empuk nya. Ia kembali seperti 'Bayi' , yg tak bisa apa-apa. Untuk ingat seseorang saja tidak, apa lagi untuk melakukan sesuatu. SEDIH NYA!!
~~~

Malam ini suasana dirumah Nenek ku agak ramai, hampir semua saudara-saudara ku hadir. Ada tingkah aneh yg nampak dari Nenek Ku. Nenek ku berteriak....
"PAK PERGI YUK, PERGI YANG JAUH. DISINI ORANG-ORANG NYA JAHAT" kata Nenek ku sambil mata nya melirik-lirik tak karuan. Dengan cepat Kakek ku memberi pertolongan dengan membacakan ayat-ayat suci al-qur'an.
Aku tak tau apa yg terjadi, yg aku tau, Nenek ku dimasuki makhluk gaib atau ya biasa d blg 'kesurupan'.
3 kali ia berteriak seperti itu. Aku kasihan melihat nya. Tangan nya di tekan-tekan hingga ia merintih. Setelah semua kembali membaik, aku bergegas tidur.
~~~

Tepat pada waktu sahur, aku terbangun. Ku lihat ibu ku yg sibuk membuat makanan untuk sahur, dan ku lihat Om ku yg setia memijat tubuh Nenek ku. Tak ketinggalan, kakek dan paman ku, turut sibuk memberikan doa-doa dan ayat-ayat suci al-qur'an. Tante ku memberi Nenek ku minum. Dan aku langsung bergegas untuk pergi kekamar.

Belum sempat aku membaringkan tubuhku, aku mendengar suara keras dari tante ku. Dan dengan cepat aku menghampiri sumber suara itu.
BRUUKK!!
"Yahh! Bu knp? Bangun bu" ucap Tante ku bingung.
"Bu? Knp bu? Bangun!" ujar Om ku panik.
Dengan segera Kakek ku memeriksa denyut nadi nya dan udara dihidung nya. Dan...... Nenek ku telah pergi. Ia telah berpulang. Dan aku tau skrg, maksud Nenek ku meminta pergi itu adalah...yaa ini. Pergi kealam yg berbeda.
"Ibuuuuu!!" Teriak Om ku sambil memukul tembok dgn tangan nya.

Lemas, hancur, menyesal, terpukul. Itu yg aku rasakan saat melihat nenek ku yg sudah menghembuskan nafas terakhir nya. Kaki ku tak kuasa menopang tubuhku. Aku terduduk lemah. Tangis ku tak terbendung lagi. Ya Tuhan, aku tak rela, aku tak ikhlas, aku tak suka ini!!
~~~

Kumandang azan subuh terdengar. Para tetangga mulai berdatangan. Aku masih menangis.
"Sabar ya rin, ikhlas ya. Nenek kamu pergi disambut oleh azan subuh. Subahanallah" ucap wanita paruhbaya yg ku kenal.
Aku hanya menganggukan kepala. Aku tak mampu berbicara. Semua seperti mimpi! Aku ingin bangun dari tidur ku! Tapi apadaya? Ini sebuah KENYATAAN PAHIT!!

Matahari terbit menampakan sinar nya. Rumah Nenek ku ramai dikunjungi para pelayat dgn disertai tangisan. Kakek ku terlihat tegar, aku tau, dalam diri nya ia sangat terpukul.

Aku terus menatap kosong jasad Nenek ku yg sedang dimandikan. Badan nya putih, sekujur tubuh nya dingin, kaku, dan agak membiru. Aku pun tak ketinggalan untuk memandikan nya untuk yg terakhir kali. Ku sirami tubuh Nenek ku perlahan.
Selesai dimandikan, seluruh tubuh Nenek ku dibalut kain putih. Kain kafan. Aku benar-benar tak kuasa, melihat nya. Tangis ku pecah kembali.

"Kalian boleh mencium almarhumah. Tp jgn sampai airmata nya membasahi pipi nya." ujar wanita paruhbaya menawarkan.
Ibu ku, tante ku, om ku, cucu dari nenek ku menciumi pipi Nenek ku. Begitu pula aku, aku turut mencium pipi Nenek ku yg terakhir kali dan agak lama. Dingiin...itu yg kurasakan. Bagaikan es. Setelah itu, tangis ku tak mampu ku tahan lagi.
~~~

Setelah disolat kan, jasad Nenek ku di makamkan. Tubuh nya dimasukan kedalam lubang galian yg hanya cukup untuk 1 orang. Jasad nya dimiringkan agar ia bisa mencium wangi nya tanah yg akan menjadi rumah nya untuk selama nya. Setelah itu di azan kan.
Semua tubuh nya ditutupi oleh papan-papan yg berjejer rapi. Lalu dimasukan tanah-tanah galian tadi, hingga menutupi semua tubuh Nenek ku. Tangis ku buyar! Tangis ku takdapat ku bendung! Aku ingin SEGERA MELOMPAT, MEMELUK dan MEMBANGUNKAN NENEK KU KEMBALI!! Namun, kaki ku lemah seakan tak mendukung apa yg ingin ku lakukan.

Aku menangis sambil melantunkan doa-doa. Selesai berdoa, aku turut menyirami air ke makam Nenek ku. Ku taburi bunga diatas tanah itu. Ku lihat tante ku yg sedang mengandung lemas tak berdaya disamping ku. Dia pun di angkat oleh om ku.
Aku masih menangis. Ku tatap dalam tanah dan papan yg bertuliskan nama Nenek ku. Aku diam terpaku. Tak ada yg mampu ku ungkap. Kaki ku tak mau beranjak pergi.

"Ayo kak, pulang. Nenek udah tenang." Ucap Ayah ku mengajak ku pulang.
"Aku mau sama Nenek yah" kata ku sambil memeluk erat Ayah ku. Tangis ku tumpah lagi. Dan aku dibawa nya pulang.
~~~

Kumandang takbir tiba. Hari Raya telah datang. Semua manusia merayakan dengan hati riang. Tp tak begitu dengan keluarga ku. Rumah Nenek ku dihuni banyak orang, namun tetap saja berasa sepi. Aku masih merasa KEHILANGAN sosok Nenek!! AKU TAKRELA ya Tuhan...

Sebelum nya, Nenek ku tak pernah mengidap penyakit yg amat tak jelas ini. Keluar masuk rumah sakit tanpa ada keterangan penyakitnya.
Nenek ku sehat sehat saja, bahkan nyaris tak mempunyai penyakit apapun. Ini semua karna manusia yg 'Jahil'. Manusia yg mempunyai ilmu lebih dan tidak bertanggung jawab.
Nenek ku orang baik, ramah kepada siapapun. Ia jg suka menolong. Tapi mengapa ada orang sejahat dan setega itu kpd Nenek ku? Aku hanya bisa diam membungkam mulut.
~~~

Beberapa tahun setelah kepergian Nenek ku, aku merasa ada yg berubah. Semua tak sama seperti dlu. Begitu jg aku. Aku merasa diriku dan nasip ku telah berubah. Aku merasa hidup tak adil. Takdir tak rukun. Hidup ku pahit! Orang yg ku sayang telah pergi untuk selama nya. Walau aku tau, pasti Nenek ku tetap hadir dan menyaksikan aku diatas sana.

Someday,, aku pasti dapat kebahagiaan lagi walau sudah tak bersama Nenek ku lagi...

Semoga 'orang itu' mendapatkan balasan yg setimpal.
--END--

~kisah nyata, dari kehidupan seseorang~
Maaf klu kurang bagus hehe
jangan di posting ulang untuk kepentingan pribadi. sertakan nama pembuat atau pengarang jika mengambil semua cerita saya. terima kasih:)

Minggu, 25 Agustus 2013

cerpen: Terlambat

Judul: Terlambat
Cast: KiKi, Andin, Alwin
By: @VerinaIntanHend
*******

  Selesai study! Tunggu aku kembali, sebentar lagi :)
~~~~~~

  Hidup Kiki yg kelam abu-abu tak berwarna kini telah berubah indah dengan warna-warni disetiap detik nya saat Kiki mulai memiliki nya meski tak seutuh nya.

Dddddrrrttt Drrrtttt...

 Kiki Muhammad Rizky > pagi cantik:) udah bangun? Nanti malam aku jemput yaa:*
 Andin Andini > pagi too, udah baru aja:D hmm oke deh aku tunggu ya:)
 Kiki Muhammad Rizky > oke! Love u so much:*

 Malam ini Kiki berencana untuk pergi bersama kekasih ku. Andin. Ia adalah wanita yang kini sudah merubah hidup Kiki 360 derajat. Dia membuat hidup Kiki kian berwarna.
~~~~~~

Tiiinn Tiinnn (ceritanyabunyiklakson)
 Andin menoleh kesumber suara lalu menghampiri mobil tersebut. Yups! Itu mobil Kiki, kekasih nya sejak 1 tahun lalu.
"Kikiii!" Seru Andin segera memeluk Kiki.
 Kiki menyambut nya dengan senang. Senyum manis nya mengembang memamerkan behel yang setia menempel di gigi nya. Kiki terkekeh melihat kekasih nya yang begitu cantik menggunakan Dress Denim ungu selutut dengan sepatu coboy hitam. Simple, tapi elegant dan sangat anggun.

"Mau jalan kemana kita Ki?" Tanya Andin penasaran.
"Em.. Ikut aja duluu." Jawab Kiki sambil menjulurkan lidah (bayangin deh! Minta dicium!) sambil menarik lembut tangan Andin masuk ke mobil.
~~~~~~

"Ini dimana sih Ki?! Pake tutup mata segala deh! Lebay tauu!" Gerutu Andin. Kiki hanya tersenyum mendengar ocehan kekasih nya ini.
"Sekarang kamu boleh buka iket mata nya." Ucap Kiki penuh harap Andin suka surprise dari Kiki.

 Tempat ini tak begitu ramai, hanya beberapa orang saja yang terlihat. Pasti nya orang-orang yang pacaran :|
Taman yang ditata rapi dengan meja makan yang dihiasi penuh lilin-lilin. Tak luput juga lampu-lampu taman dan bunga-bunga yang bertebaran ikut serta menghiasi taman ini.

Andin tercengang.
"Ki? Ini kamu yang buat? Sumpah ini bagus bangeeett!" Kata Andin tak percaya.
"Iya dong aku yang buat!" Ucap Kiki bangga. Kiki segera menarik kursi dan mempersilahkan Andin duduk. Kami duduk berhadapan.
"Ki..ini bener-bener indah banget! Makasih yaa Ki. Aku sayang kamuu!" Kata Andin sambil melihat sekeliling.
 "Sayang? Kamu cuma sebatas sayang. Galebih. Tapi aku senang." Ujar Kiki dalam hati.
"Udah sih jangan ngoceh terus, makan dong! Apa perlu aku suapin nih? Haha." Gombal Kiki. (Beneran minta dicipok nih-")
"Huuu gombal nya mulai deh kambuh. Iya aku makan." Ucap Andin langsung melahap makanan nya.

 Kiki melahap makanan nya sambil sesekali melirik Andin. Sungguh dia begitu cantik!

"Andin.." Panggil Kiki sambil meraih tangan mungil Andin.
"I..Iya? Kenapa Ki?" Tanya Andin agak sedikit gugup.
 Kiki berdiri sambil menatap dalam mata Andin. Terpancar cinta yang tulus dari diri Andin. Namun, cinta yang berbeda.
"Happy 1th Anniversary my sweety Andin." Ucap Kiki tulus. Hari ini, tepat 1th Kiki dan Andin menjalin hubungan.
"Hah?! Anniv? Tanggal berapa sekarang emang Ki? maigatt kenapa aku bisa lupaa aaahhh!" Kesal Andin sambil mengetok-ngetok kepala nya.
"Iya, sekarang hari jadi kita. Kita udah 1 tahun. Coba tengok kearah sana deh." Kata Kiki sambil menunjuk arah yang Kiki maksud.
~~~~~~

  Seketika lampu-lampu lilin tadi redup. Lampu berkelap-kelip penuh warna-warni menyala dengan susunan kata 'HAPPY ANNIV ANDIN' dengan love disekeliling nya.
 Andin tertegun. Iya tak menyangka, segitu besar nya cinta Kiki pada nya. Sedangkan dia? Cinta dia hanya untuk seseorang disana, bukan pada Kiki. Dan dia menjalani hubungan ini bukan juga karna terpaksa, dia cinta Kiki. Namun cinta nya tak sebesar cinta dia ke seseorang disana.
~~~~~~

 Speechels! Andin tak berkata apapun. Kiki tersenyum puas menatap Andin dengan segenap cinta yang Kiki miliki. Dengan cepat Andin memeluk Kiki. Pelukan yang sangat hangat, sangat tulus, pelukan yang sangat berbeda dari pelukan biasa nya.
 Kiki memeluk nya balik. Ingin rasa nya malam ini tak berlalu. Kiki mendengar isakan tangis. Andin menangis. Kiki melepaskan pelukan nya.

"Loh? Kenapa nangis Andin?" Tanya Kiki sambil ngusap pipi Andin yang basah karena air mata nya yang tumpah.
Andin terisak. "Hiks.. Ki.. Ini moment terindah yang pernah aku milikin. Maafin aku, aku belum bisa jadi yang terbaik buat kamu.." Jawab Andin memeluk Kiki lagi.
"Kenapa minta maaf? Justru aku mau berterima kasih. Makasih untuk 1 tahun yang kamu kasih ke aku. Setelah ada nya kamu dihidup aku, hidup aku menjadi lebih berwarna. Sama kaya lampu-lampu itu. Kamu udah ukir kisah hidup aku, meski aku tau, ini gaakan lama dan ga selama nya. Kamu udah bikin aku ngerti arti hidup." Ujar Kiki miris sambil mengusap pipi Andin yang kian basah. Kata-kata itu sangat tulus yang keluar dari mulut Kiki..

 Andin makin terisak. Mata indah nya menjadi sembab. Kiki menghapus bulir air mata yang turun dari mata nya. Air mata yang sangat tulus.
"Maafin aku Ki, aku gabisa jadi yang terbaik untuk kamu. Aku minta maaf." Ucap Andin penuh rasa bersalah. Andin mengeluarkan sepucuk kertas berwarna biru. Kiki lihat kertas itu, bertulis kan nama Andin dengan tunangan nya, Alwin. Kertas itu adalah kertas undangan pernikahan Andin dengan Alwin.

"Aku sayang kamuu Ki." Ujar Andin lalu memeluk lagi.
"Aku tau. Kamu begini bukan karna kasian liat aku terpuruk. Aku tau, kamu sayang aku. Aku juga tau, sayang kamu buat aku dan buat Alwin itu beda. Sekarang, waktu nya aku lepasin kamu. Aku kembaliin kamu ke Alwin ya, tunangan kamu." Tukas Kiki. Sakit yang Kiki rasa. Tapi ini yang terbaik. Andin menatap Kiki dengan tatapan sesal, iba, campur aduk.
"Makasih Ki.. Makasih.. Makasih atas 1 tahun ini. Kamu udah sabar penuh pengertian. Aku ngerti gimana perasaan kamu, aku minta maaf ki.. Udah bikin kamu kaya gini.." Ucap Andin menangis.

"Kamu gaperlu minta maaf. Aku yang minta maaf. Udah buat kamu masuk kehubungan ini. Aku yang mulai. Cinta kamu lebih besar ke Alwin kan? Beda sama cinta kamu ke aku yang sekarang." Kata Kiki mencoba tegar.
"Aku terlambat. Terlambat membuat kamu cinta sama aku, seperti dulu." Lanjut Kiki.

 Di keheningan itu, hanya ada suara dari mulut Kiki. Andin terdiam penuh sesal. Andin cinta Kiki dan Alwin. Namun, Andin lebih dulu menerima cinta Alwin. Miris!
Ketika Alwin study ke luar kota, Kiki masuk kedalam kehidupan Andin yang notabene kekasih Alwin.

"Kamu gaboleh nangis Din. Nanti cantik kamu ilang loh. Aku gapapa kok. Kamu senang, aku juga bahagia. Kamu nangis, aku juga sedih. Kamu sama Alwin pasti bahagia kok. Kamu untuk Alwin, bukan aku." Ujar Kiki sambil mengacak-acak rambut Andin. Menyembunyikan kesedihan nya.
"Tapi.. Tapi gimana dengan kamu Ki?" Tanya Andin yang masih menangis.
"Aku? Aku baik-baik aja kok. Pasti diluar sana banyak wanita yang baik, yang bisa bikin aku senang dan penuh warna. Aku yakin bisa bahagia walau tanpa kamu. Pulang yuk, bsk kamu harus jemput Alwin kan?" Tanya Kiki sambil menangkupkan tangan di wajah Andin.

"Izinin aku untuk peluk kamu sekali lagi ya. Karna setelah ini, aku gaakan pernah bisa peluk kamu lagi." Pinta Kiki sedikit memohon.
Andin memeluk Kiki erat, hangat dan penuh cinta. Namun, Cukup memilukan bagi Kiki.

CUUUPP!!
 Andin mendaratkan bibir nya di bibir Kiki. Kiki dan Andin bertatapan. Tak lama kemudian, kami bergegas meninggalkan taman. Ah perpisahan yang menyakitkan!
~~~~~~

 @AlwinAlwin: @AndiniAndin nanti jemput aku dibandara nanti siang ya sayang:) see u :*
 @AndiniAndin: @AlwinAlwin: siap! Aku tunggu kedatangan kamu, see u;*

 Sesak. Itu yang Kiki rasakan saat ini. Melihat orang yang Kiki sayang dan menyayangi Kiki bersama orang lain. Andin yang dulu menyayangi Kiki, lebih tepat!
"Aku bisa hidup tanpa kamu Andin. Pasti." Ucap Kiki percaya diri.

 Siang ini tak begitu terik. Matahari menyembunyikan sinar nya dibalik awan. Andin bergegas menuju bandara untuk menjemput sang kekasih.
~~~~~~

 Andin menunggu Alwin diruang tunggu sambil memain kan gadget nya. Ada sedikit rasa iba. Ia merasa bersalah dengan Kiki.

 @KikiRizky: Aku pasti bisa :)) *seketikanyanyi*

"Aku tau, kamu pasti sedih banget Ki, pasti sakit banget. Tapi kamu pura-pura tegar kaya gini." Batin Andin. Andin sontak terkejut dari lamunan nya. Alwin tiba-tiba memeluk nya dari belakang. Andin menoleh.
CUUPP~
Alwin mengecup bibir Andin. Andin tak mampu berkata apapun.

DEEGG!!
SAKIT! PERIH! SESAK!! Rasa nya seperti tertusuk berjuta mata anak panah. Hati ini tersayat melihat nya. Ingin Kiki memisahkan nya namun Kiki mencoba mengikhlaskan nya.
~~~~~~

 Kiki Muhammad Rizky
 Personal Message: take off bismillah

DEG!!!
 Andin terkejut melihat Blackberry messanger Kiki. Dia terdiam tak memperdulikan Alwin yang sedang berbicara sambil melajukan mobil nya. Dengan cepat Andin mencari contact Kiki dan ternyata sudah tidak ada.
"Kiki pergi? Kemana? Sampe sebegitu nya kah sakit nya ngelepasin gue? Sampe dia lebih milih pergi jauh dari gue?" Batin Andin bertanya-tanya.

~END~

cerpen, only you,

Judul: Only You
Cast: Hendra, Verina, QQ, Anindia
Genre: sad-romance

~Only You~

Pagi ini cuaca kota bandung sedang tidak bersahabat jam menunjukan pukul 10.05 , namun hujan tak kunjung berhenti.
Drttt drrrt drrttt ...
"Haloo ya ada apaa?" Jawab cewe disebrang sana
"Lo dimana sih? Jam berapa skrng? Masih aja tidur lo?!" Tanya cowo si penelepon itu
"gue masih dirumah bentar lagi ngampus masih hujan Ndra" Jawab cewe itu lagi
"Yaudah gue tunggu dikampus" Ujar cowo itu sambil menutup telepon
Ya cewe itu bernama Verina Intan dan cowo itu bernama Hendra Bartholomeus. Mereka sejak kecil telah bersahabat sampai sekarang

Jam menunjukan jam 12.00 siang
Verina telah tiba di kampus dan mencari Hendra sahabat nya.
"Dih ni anak kemana sih? Katanya suruh nunggu dikampus" Kata Verina mengomel sendiri
"DORRRR !!!" Hendra mengkagetkan Verina
"Hendraa sumpah lo buat gue kaget! Ga lucu tau!" ujar Verina sambil mengelus-elus dada nya yg hampir membuat jantung nya copot.
"Woles dong abis lo ngomel ngomel sendiri, kemana aja sih lo? Kantin yuu laper.." Ajak Hendra

Sesampai nya di kantin Kampus
"Ndra lo makan ga kurang banyak? Laper apa doyan lo?" Tanya Verina sambil menelan ludah terkejut melihat tingkah sahabat nya.
Memang saat itu hendra memesan 2 mangkuk bakso dan juice melon
"Gue laper gara-gara nunggu elo kelamaan tau gaa" Jawab hendra sambil melahap bakso yg ia pesan.
Ketika Hendra sedang melahap-ria makan nya, tiba-tiba ada seorang wanita cantik memakai dress merah dgn rambut panjang digerai asal menyita pandangan nya.
"UHUK!!" Batuk Hendra yg terkejut melihat wanita itu
"Ebusyet knp sih lo?" Tanya Verina bingung
"Kaga, gue merasa ada bidadari lewat" jawab Hendra cengengesan namun pandangan nya tetap kearah wanita itu
"Mana? Kaga ada tuh, perasaan gue bidadari nya" Kata Verina Pe-De
"ah elo... Itu tuhhh yang pake baju merah" Tunjuk Hendra kepada wanita itu. "Ohh diaa, dia nama nya Anindia mahasiswa jurusan hukum" Kata verina menjelaskan
"Ko gue gapernah tau yaa, cantik! Gue gebet bisa kali" Ujar hendra dengan semangat
"Ah tau ah gue mau ke kelas dulu , abisin tuh makanan!" Ujar verina dengan kesal lalu pergi meninggalkan Hendra.
~~~~~~~

Ditaman kampus terlihat kiki sedang sibuk dgn modul" kuliah nya. Kiki adalah teman kampus Anindia.
"Ki? Ngapain sih lo? Berantakan gini, lo kira ini kamar lo apa!" Cerocos Anindia.
"Eh Anin, gue bingung nih sama materi ini. Udah ngudek" modul tetep aja ga ngotak" Sungut Kiki.
"Mana sini, gue bantuin Ki" Kata Anin menawarkan diri untuk membantu Kiki. Selain cantik, Anin jg mempunyai otak yg cukup encer.
"Ah makasihh bidadarii" Ucap Kiki lebay sambil mencubit pipi Anin.
"Lebay! Sakit tauu!" Ujar Anin kesakitan

Disepanjang kolidor, terlihat Verina sedang mencari seseorang. Orang yg dicari adalah Kiki sepupu dari Verina.
"Kikiiii!!" Panggil Verina dari kejauhan. Dengan cepat Verina berlari menghampiri Kiki.
"Apa sih ver teriak-teriak? Lo kira ini hutan?!" Jawab Kiki kesal
"Abis gue takut lo budek Ki, jd gue teriak deh" Kata Verina cengengesan
"Eh ini Anindia yg wktu itu lo ceritain ke gue kan?" Tanya Verina serius memperhatikan Anin
"Iyaa, ini Anindia yg wktu itu gue crtain. Anin ini Verina, sepupu gue yg paling nyablak!" Kata Kiki se-enak nya
"Apa lo bilang? Nyablak? Nyadar diri kalih!" Sungut Verina.
"Haha kalian lucu ya, aku Anindia, panggil Anin aja" Kata Anin memperkenalkan diri
"Aku Verina" Ucap Verina sambil berjabat tangan dgn Anin.
~~~~

Malam hari udara sangat sejuk setelah diguyur hujan tadi pagi. Angin sepoi-sepoi membuat malam ini terasa dingin.
"Verina keluar dong!" Panggil Hendra dari halaman rumah Verina. Verina yg berada di balkon atas dgn cepat keluar menghampiri Hendra.
"Kenapa sih Ndra? Rusuh lo! Ganggu org tau malem-malem teriak" Kata Verina kesal sambil duduk dihalaman rumah nya.
"Hehe gue penasaran sama cewe bidadari tadi. Lo kenal kan?" Tanya Hendra serius.
"Iya gue kenal, td siang baru dikenalin sama Kiki." Jawab Verina.
"Lo serius udah kenalan? Bisa kali kenalin gue jg! Ah gue beneran jatuh cinta nih. Kenalin gue yayaya." Kata Hendra memohon.
DEEEGG!! Jantung Verina berasa berhenti ketika Hendra mengatakan ia jatuh cinta kepada Anin. Verina terdiam.
"Verina lo denger ga sih apa yang tadi gue omongin? Woi! Lo knp sih?! Ver?!" Tanya Hendra sambil melambaikan tangan ke wajah Verina
"Hmm eh engg..engga gapapa koq Ndra" Jawab Verina tersenyum miris
"Jadi fix ya lo mau kenalin gue sama Anindia Anindia itu? Plis demi sahabat lo nih" kata Hendra memelas
"Iya iya gue kenalin bawel! Muka nya gausah melas! Udeh jelek tambah jelek tu muka!" ujar Verina mencoba tegar
"Nah gitu dong baru lo sahabat gue , udah ya gue pulang dulu" ujar Hendra pamit.
Verina menatap kosong langit-langit kamar nya. Hati nya begitu perih, begitu sakit.
"Hendra knp sih lo ga pernah peka sama perasaan gue? Knp lo malah suka sama Anindia? Pdhal lo belum kenal. Knp lo ga nyadar kalau gue itu suka sama lo sih Ndra" ujar Verina yg tak sadar airmata nya mengalir.
~~~~

Disisi lain Hendra masih terus memikirkan tentang Anindia.
"Kenapa gue bisa suka sama cewe itu? Ini kali ya jatuh cinta pada pandangan pertama?" Ujar hendra sambil tersenyum menatap langit
"Tuhan ... Gue mohon untuk kali ini aja kabulin doa gue biar gue bisa deket sama cewe itu Tuhan" tukas hendra berdoa dengan sunguh
~~~~

Keesokan pagi nya Hendra menjemput Verina dengan mobil innova warna hitam nya. Hendra sangat bersemangat karna ia akan dikenali dgn wanita yg ia temui kmrn.
"Verinaaaaa Verinaaaa bukain bisa kali nih pintu rumah" Ujar hendra berteriak.
Kreeekk!!
"Kebiasaan lo nih teriak-teriak ga jelas didepan rumah gue!" Kata Verina jutek
"Lo kenapa sih pagi-pagi pasang muka jutek gitu?" Tanya Hendra kepo
"Pen tau nget pen tau ja?! Oh iya ngapain lo jemput gue? Tumben amat?" Tanya Verina masih jutek
"Kan lo udah janji mau kenalin gue sama Anindia temen nya si Kiki itu, jadi gue jemput lo supaya bareng" ucap Hendra memamerkan gigi nya
DEGG !! Verina yg asalnya jutek kini berubah menjadi gelisah.
"Ah elo kebanyakan bengong, yaudah yu berangkat" ajak Hendra.
"Hendra masih pagi gini lo udah buat gue down" Bantin Verina perih.
~~~~

Dikantin Anin dan Kiki sedang bercanda-ria. Ada tatapan berbeda dari Kiki ketika menatap Anin. Kiki mempunyai rasa lebih kepada Anin, namun ia belum mau mengungkapkan nya.
"KIKIIIIi!!! Gue cariin gatau nya disini! Gue bbm ga di read,kampret lu emang!" Cerocos Verina yg tbtb dtg bersama Hendra.
"Buseh toa lu kenceng kalah masjid! Eh ada Hendra jg, pada ngapain nyariin gue? Kangen?" Tanya Kiki sambil menaik-turunkan alis nya.
"Idiihhh normal kali gue! Masa gue ngangenin cowo kya lo?! Iyuh! Itu yg nama nya Anindia Ki?" Tanya Hendra to the point
"Iya, knp emang?" Tanya balik Kiki
"Hei, Hendra" kata Hendra mengulurkan tangan nya.
"Eh apa-apaan lo main nyosor aje kaya bebek!" Kata Kiki menyingkirkan tangan Hendra
"Hei jg, Anindia panggil Anin aja" jawab Anin sambil berjabat tangan.
"Udeh kan kenalan nya? Gue mau balik!" Ujar Verina ketus.
"Oke thank u ya Verina Intan" kata Hendra tersenyum puas.
~~~~

Hari demi hari berlalu, hubungan Hendra dan Anin semakin dekat. Hendra takmampu menahan semua isi hatinya terhadap Anin. Namun kedekatan hubungan Hendra dgn Anin membuat Verina harus menahan semua rasa yg berkecamuk didalam hati nya.
"Haii Nin, malam ini ada acara engga?" Tanya Hendra melalui via telefon
"Haii juga Hendra, kaya nya engga deh Ndra, ada apa ya?" Jwb Anin sambil tersenyum disebrangsana
"Mmm gimana kalau malam ini kita dinner sekalian ada yang mau aku omongin" ajak Hendra
"Bisa Ndra, jam berapa?" Tanya Anin
"Jam 8 aku jemput yaa dicafe biasa" jwb Hendra
"Okedeh" kata Anin sambil menutup telfon nya.
~~~~

Hendra berjalan menuju rumah Verina sambil tersenyum-senyum. Verina menatap bingung tingkah sahabat nya.
"Ndra? Lo knp? Senyum-senyum? Rapii banget lg dandanan lo, mau kemana?" Tanya Verina menyelidik
"Ver, gue malem ini ngajak Anin dinner, terus gue mau nembak dia. Doain gue ya spya diterima!" Ujar Hendra bersemangat
"Ha? A..a..apa?! Lo mau nembak Anin? Lo yakin?" Tanya Verina yg sudah menduga
"Iya, gue yakin! Yaudah gue jalan dlu ya. Dadaahhh" pamit Hendra sambil melambaikan tangan. Hati Verina sangat perih, pedih, bagaikan tersayat pisau.
~~~~

Tepat pukul 20.00 Hendra sudah berada didepan rumah Anindia
"Hai nin udah siap kan?" Sapa Hendra
"Sudah Ndra" Sambut Anin
"Yuu berangkat" ajak Hendra sambil mengulurkan tangan nya.

Caffe yang banyak dikunjungi begitu klasik namun romantis dengan alunan musik.
"Nin malam ini kamu cantik banget" gombal Hendra
"Terimakasih Ndra, malam ini juga kamu ganteng" kata Anin tersenyum
"Oh iya katanya mau ada yang kamu omongin kan?" Tanya Anin
"Iya sampe lupa, keasyikan ngeliat kamu sih hehe" gombal Hendra lagi. Hendra meraih tangan Anin dan mentap nya dalam.
"Nin mungkin menurut kamu ini terlalu cepat tapi hari ini aku mau jujur sama perasaan aku ke kamu, kalau aku suka sama kamu dari awal pas aku ngeliat kamu, aku harap kamu mau jadi pacar aku Nin, ini bukan hanya sekedar cinta monyet, aku tulus sayang dan cinta sama kamu" ujar Hendra serius sambil menggengam tangan Anin
Anindia begitu kaget mendengar pernyataan Hendra yg terkesan sangat terburu-buru. Anindia terdiam beberapa saat.
"Mm Ndra, makasih kamu udah bisa cinta dan sayang sama aku, tapi maaf Ndra aku anggap kamu tuh sebagai sahabat aku sendiri galebih. Aku gabisa jadi pacar kamu" ujar Anin dengan nada gemetar
"Kamu ganteng, perhatian, care, baik pula, masih banyak cewe yang suka sama kamu, masih banyak yang pengen jadi pacar kamu. Lupain aku Ndra, buang rasa sayang kamu untuk aku" lanjut Anin
"Ta ta tapi Nin, aku beneran tulus sayang sama kamu nin" kata Hendra terbata, ia tak percaya mendengar jwaban dari Anin.
"Aku tau Ndra aku tau, tapi maaf banget Ndra aku gabisa, udah ada cowo yang aku pilih Ndra" jawab Anin yg menahan tangis. Lalu pergi meninggalkan Hendra.

Remuk. Hancur hati Hendra ditolak oleh Anin. Ia sangat tak percaya dengan keputusan Anin. Hendra sangat mencintai Anin sejak ia pertama kali melihat Anin.
Tanpa disadari, ada sepasang mata yg melihat panas dan cemburu tinggi ketika Hendra menyatakan perasaan nya terhadap Anin.
Hendra pulang dengan perasaan hancur dan kecewa setelah di tolak Anin

"HENDRA!!" Teriak kiki
"Kiki el el elo ada disini jg?" Tanya Hendra kaget
"Iya gue ada di sini sejak lo datang sama Anin!" Jawab Kiki emosi.
BUUGG!!
Kiki meninju kenjang pipi Hendra.
"AWW! Apa-apaan Ki lo mukul gue? Maksud lo apa?!" Tanya Hendra geram sambil memegangi pipi nya menahan sakit "Gue suka sama Anin! Lo tuh baru kenal Anin sebentar dibanding gue! Asal lo tau gaada yang boleh deketin Anin kecuali gue!" Ujar Kiki dengan nada tinggi
BUUGGG!!
Hendra membalas pukulan kiki.
"Jangan lo pikir gua gabisa bales lo Ki! Lo tuh bukan siapa-siapa Anin, jd lo ga berhak buat ngelarang gue!" Ujar Hendra yg kini emosi.
~~~~

Siang ini terasa panas, Matahari bersinar terik menyinari kota bandung. Kiki dan Anin terlihat sedang beristirahat ditaman kampus dengan obrolan agak serius namun tetap sedikit bercanda.
"Anindia Gyna Apriliyanti" panggil Kiki dgn tatapan serius
"Ya Ki ada apa?" Jawab Anin sambil tersenyum manis
"Gue mau ngomong nih sama elo" kata Kiki serius
"Ya ngomong aja kali. Kenapa harus bilang bilang? Haha aneh lo Ki" Tawa Anin
"Perasaan ini udah aku pendem awal kita masuk kuliah ini, aku udah lama kenal kamu, kamu jg udah lama kenal aku. Kamu udah rubah hidup aku Nin" Kata Kiki menatap serius Anin
"aku sayang kamu aku cinta kamu, aku pengen kamu jadi pendamping hidup aku, bukan sekedar pacaran biasa. Aku pengen kamu jadi istri aku yang setia mendampingi aku, tepat tanggal ini aku mau kamu jadi pacar aku. Apa kamu mau bidadari ku?" Tanya kiki yg penuh pengharapan.
"Aku juga sama sayang kamu ki, aku juga berusaha menjaga rasa sayang aku buat kamu. Jadi tepat hari ini aku resmi jadi pacar kamu, aku mau jadi pendamping kamu" jawab Anin yg menahan tangis langsung memeluk Kiki.
Ada sepasang mata yg melihat dengan hati panas, marah, kesal, berkecamuk dalam dirinya. Ya, Hendra. Hendra sangat terpukul melihat kejadian itu dan langsung pergi.
~~~~

Hendra berjalan pelan menuju rumah Verina. Ia ingin menceritakan apa yang ia lihat tadi siang dikampus. Kejadian yg membuat nya menjadi down tak karuan. Hendra duduk termenung diteras rumah Verina.
"Loh? Hendra? Tumben, gateriak-teriak.?" Tanya Verina bingung sambil meletakkan tangan nya ke kening Hendra.
"Lo gapapa kan? Lo gasakit kan? Ini pipi lo kenapa biru gini?" Sambung nya.
"Apaan sih lo, gue gapapa." Jawab Hendra sambil menyingkirkan tangan Verina.
"Yakin? Terus ini pipi kenapaa?!" Tanya Verina cemas.
Hendra menghirup udara perlahan. Lalu menceritakan semua kejadian tentang dia ditolak Anin sampai kejadian td siang.
"Hmm.. Lo tau kan gue abis nembak Anin?" Tanya hendra.
"Iya tau, terus jawaban nya apa? Terus apa hubungan nya sama pipi lo yg biru?" Jawab Verina yg masih bingung
"Gue ditolak" ucap Hendra melemah.
"Terus dia ngapain lo sampe pipi lo biru gini Ndra?!! Cerita yg bener! Jgn setengah-setengah!" Tanya Verina lagi lg gereget mendengar penuturan Hendra yg setengah-setengah
"Gue ditolak Anin, pas gue mau balik Kiki mukul gue. Gue berantem sama dia." Ujar Hendra yg makin lemah.
"Ha? Gila lo, berantem sama sepupu gue! Parah!" Kata Verina yg tak percaya.
"Dy mukul gue duluan, ya gue pukul balik. Tadi jg dy nembak Anin, terus Anin malah nerima dy! Argh! Hancur hati gue Ver!" Ucap Hendra sambil memukul dada nya.
"Ndra, begitu aja lo sakit hati kan? Apa lagi gue Ndra!!" Kata Verina yg tak sengaja melontarkan kata-kata itu.
"Ha? Mksd lo ver?" Tanya hendra bingung. Verina hanya terdiam. Ia benar-benar bodoh nyaris membongkar perasaan nya terhadap Hendra.
"Ver? Lo jgn diam aja, mksd lo apa? Jelasin ke gue?!" Paksa Hendra yg tak mengerti sambil menatap Verina. Verina tak kuasa menatap balik Hendra.
"Gue..gue yg dari dulu suka sama elo Ndra. Gue yg dari dulu selalu care sama elo Ndra. Gue cinta sama lo Ndra. Tp lo gapernah peka!!" Ucap Verina menunduk.
"Lo suka sama gue?" Tanya Hendra yg hampir mengerti.
"Lo tanya sama diri lo sendiri!" Jawab Verina yg langsung berlari masuk kedalam rumahnya.
"Verina Intan, gue bakal lupain Anin dan gue bakal coba buat cinta sama lo Ver!" Teriak Hendra dari luar.

Verina keluar berlari menghampiri Hendra.
"HENDRA! Lo gila teriak-teriak ha? Norak lo ah!" Kata Verina sambil mencubit perut Hendra.
"Tapi senengkan?" Goda Hendra sambil meraih dan menggemgam tangan Verina.
"Gue janji bakal coba buat cinta sama lo Ver, gue bodoh gapernah peka sama sahabat gue sendiri. Gue bakal nepatin janji gue." Kata Hendra bersungguh-sungguh.
"Emm..lo gaperlu cinta sama gue, lo tau perasaan gue itu udah lebih dari cukup" ujar Verina terseyum.
"Please Ver, kasih gue kesempatan buat mencintai lo." Ucap Hendra memohon.
Verina memeluk Hendra.
"Makasih Ver udah kasih gue kesempatan. Gue janji bakal mencintai elo tulus." Ujar Hendra sambil memeluk balik Verina.