Takut.
Takut
untuk mencinta
Takut
untuk disakiti
Berani
mencinta
Berani
untuk terima semua resiko yang ada didalam cinta
Menyakiti
atau disakiti
Aku,
aku terlalu takut untuk mecinta.
Aku
terlalu takut untuk disakiti.
Tapi
belakangan ini, tanpa sadar aku telah jatuh cinta lagi.
Manis,
membuat seulas senyum selalu terukir di wajahku.
Dan
semangat ku begitu membara.
Sampai
akhirnya,
Orang
itu membuatku jatuh, jatuh kelubang yang sama seperti dulu.
Sekian
lama aku melupakan semua rasa sakit ditinggal orang yang kita sayang.
Aku
menangis karena cinta.
Banyak
air mata yang telah ku keluarkan untuk yang namanya cinta.
Setelah
aku bisa, dan terbebas dari rasa sakit,
Kini
aku malah merasakannya lagi.
Lelaki
masa lalu ku datang kembali.
Aku
pun lupa atas apa yang telah diperbuat oleh lelaki masa lalu ku itu.
Aku
telah melupakannya.
Melupakan
semua hal terpahit yang dulu pernah ia lakukan.
Dan
sekarang, lelaki di masa lalu ku telah membuat ku jatuh cinta kembali padanya.
Awalnya
manis, tetapi lagi dan lagi berujung dengan kepahitan.
Lelaki
masa lalu ku datang diwaktu yang tidak tepat.
Ia
kembali dengan ‘welcome’ yang amat sangat manis.
Aku
tidak dapat membedakan tulus atau tidak.
Ia
pernah memintaku untuk bertemu, dan aku mengabulkannya.
Ia
pernah memintaku untuk tidak menjauh darinya, akupun mengabulkannya.
Ia
memberi perlakuan yang istimewa kepadaku
Ia
memberiku kasih sayang yang terlihat tulus.
Ia
memberiku kenyamanan yang lebih. Lebih dari kenyamanan yang pernah ia berikan
dulu.
Hingga
pada akhirnya aku tau, lelaki masa lalu ku datang dengan membawa cintanya yang
lain.
Akibat
dari kebodohanku,
Luka
yang dulu ia torehkan, sekarang ia kembali menorehkan luka diatas luka yang ternyata
masih menganga lebar.
Ini
memang salahku.
Disaat
lelaki itu membutuhkan ku, aku malah mengabaikannya.
Tidak,
aku tidak benar-benar mengabaikannya.
Aku
hanya takut.
Takut
ia kembali menyakitiku lagi.
Aku
telah menyia-yiakannya dulu.
Aku
terlambat.
Aku
terlalu menyangkal, aku berbohong pada hati ku sendiri.
Aku
tak mendengarkan mereka yang menyadariku.
Aku
tolol!
Disaat
aku telah menyadari dan ingin kembali mengukir kisah
Disaat
itu lelaki masa laluku telah mempunyai pengantiku.
Ini
memang kesalahan ku.
Lagi
dan lagi,
Aku
terjebak dengan yang namanya CINTA
Diantara
banyaknya, rasa manis pahit asamnya sebuah cinta
Entah
mengapa setiap aku berhadapan dengan manisnya cinta, selalu berakhir dengan
pahitnya cinta.
Aku
menangis lagi karena cinta.
Bukankah
cinta itu seharusnya membuat bahagia?
Bukankah
cinta itu indah?
Bukankah
cinta membuat semuanya lebih dari sempurna? Meskipun tidak ada yang benar-benar
sempurna?
Apa
arti cinta bila aku dipertemukan oleh cinta tapi pada akhirnya aku harus
tersakiti olehnya?
Apa
mungkin aku tidak pantas memiliki cinta layaknya mereka yang berbahagia dengan
seseorang yang mereka cintai?
Atau
mungkin sudah menjadi takdir ku harus berada dalam kesendirian?
Dalam
kesendirian yang membuat ku selalu terhimpit ruang waktu yang sepi.
Tidak
ada tempat bersandar apa lagi tempat untuk berbagi suka dan duka.
Aku
tidak mengerti bagaimana cinta yang sebenarnya.
Aku
hanya tau,
Bahwa
cinta sama dengan SAKIT!!!