Minggu, 01 September 2013

kehilangan yang abadi

cerpen!
Judul: Kehilangan yang abadi

~~~~

Tepat pukul 13.00 siang aku tiba dirumah. Tawa ku mengiringi perjalanan pulang, seyum ku turut mengembang. Namun, semua berubah ketika...
"Sudah pulang kak? Ayo cepat ganti pakaian mu, kita pergi kerumah nenek" ucap Ibu ku setelah membukakan pintu dan membiarkan aku masuk.
"Memang ada apa dengan Nenek bu?" Tanya ku sambil mengganti pakaian.
"Nenek mu sakit lagi" jawab ibu.
Lemas. Yaa lemas, aku terduduk lemas ketika ibu mengakatakan itu. Setelah aku berganti pakaian, aku langsung bergegas pergi. Jarak yg ditempuh tidak begitu jauh, kurang lebih 1 jam untuk bisa sampai kerumah nenekku.
~~~

Aku tinggal di perbatasan kota Depok. Aku tinggal bersama ibu, ayah, dan adik laki-laki. Nenek? Apa hubungan aku dengan nenek?
Hmm.. Sejak aku lahir, aku diasuh oleh Nenek ku, ibu kandung dari ibu ku. Aku juga tinggal bersama Nenek. Orang tua ku termasuk ibu ku sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aku pun cukup dekat dengan Nenek ku, bahkan lebih dekat dibanding dengan Ibu ku sendiri.
Hingga pada saat ibu ku melahirkan adik ku, barulah ibu ku memutuskan untuk berhenti bekerja. Ketika adik ku berusia 1th, aku pun ikut bersama orang tua ku.
~~~

Tiba dirumah nenek, aku iba melihat nya. Ia terbaring lemas dikasur empuk nya yg terletak diruang tv.
Tangan nya ditusuk jarum yg mengalirkan cairan ketubuh nya. "Gimana kabar Ibu, pak?" tanya Ibu ku kepada kakek ku, ayah dari ibu ku.
"Ya begitu aja, abis ganti infus tadi" jawab kakek ku.

Aku mendengar suara Nenek ku yg amat kecil. Aku menghampirinya.
"Erin" panggil nenek ku lemah.
"Iya Nek?" Jawab ku sambil duduk bersebelah dengan Nya.
"Kalau Nenek sembuh, nenek bisa liat kamu dewasa. Tp kalau Nenek ga sembuh, ya nenek gabisa liat kamu dewasa secara langsung." ujar Nenek ku yg ingin sekali melihat ku dewasa.
"Iya Nek, Nenek pasti sembuh koq" jawab ku sambil menatap nya.
"Ibu pasti sembuh koq, nanti kita jalan-jalan ya." ujar Om ku yg tbtb saja datang.
"Iya, nanti makan ikan ya." Ucap Nenek ku penuh harap.

Sudah 6 bulan ini nenek ku sakit-sakitan. Dan aku, bolak-balik depok-jakarta. Capek, ya, akhir nya aku memutuskan untuk izin tidak bersekolah, hingga aku tercatat sebagai siswa izin terbanyak.
Sempat 1 bulan pulih, aku senang sekalii, ia jg sempat berkunjung kerumah ku. Tapi kini, ia sakit kembali.
~~~

Hari demi hari berlalu, libur telah tiba. Bukan libur semester atau libur kenaikan kelas. Seperti biasa, menjelang Hari Raya sekolah ku memberikan libur.
Ku putuskan untuk menghabiskan waktu liburan ku dirumah nenek, dan bersama nenek.
Infus ditangan Nenek ku kini sudah dilepas. Tak ada perubahan sedikit pun. Aku dan keluarga cukup pasrah. Semua sudah dilakukan, namun tetap saja hasil nya NIHIL! Aku benci!
~~~

Sudah beberapa hari belakangan ini, aku dengar Nenek ku agak aneh. Ia suka bernyanyi-menyinden. Ia jg sudah tak kenal dengan anak-anak nya, bahkan cucu nya. Ia menjadi pelupa. Hanya suami nya sajalah yg ia ingat, itu pun ia memanggil nya dengan sebutan 'BAPAK'.
Tak ada yg bisa dilakukan oleh Nenek ku, selain berbaring diatas kasur empuk nya. Ia kembali seperti 'Bayi' , yg tak bisa apa-apa. Untuk ingat seseorang saja tidak, apa lagi untuk melakukan sesuatu. SEDIH NYA!!
~~~

Malam ini suasana dirumah Nenek ku agak ramai, hampir semua saudara-saudara ku hadir. Ada tingkah aneh yg nampak dari Nenek Ku. Nenek ku berteriak....
"PAK PERGI YUK, PERGI YANG JAUH. DISINI ORANG-ORANG NYA JAHAT" kata Nenek ku sambil mata nya melirik-lirik tak karuan. Dengan cepat Kakek ku memberi pertolongan dengan membacakan ayat-ayat suci al-qur'an.
Aku tak tau apa yg terjadi, yg aku tau, Nenek ku dimasuki makhluk gaib atau ya biasa d blg 'kesurupan'.
3 kali ia berteriak seperti itu. Aku kasihan melihat nya. Tangan nya di tekan-tekan hingga ia merintih. Setelah semua kembali membaik, aku bergegas tidur.
~~~

Tepat pada waktu sahur, aku terbangun. Ku lihat ibu ku yg sibuk membuat makanan untuk sahur, dan ku lihat Om ku yg setia memijat tubuh Nenek ku. Tak ketinggalan, kakek dan paman ku, turut sibuk memberikan doa-doa dan ayat-ayat suci al-qur'an. Tante ku memberi Nenek ku minum. Dan aku langsung bergegas untuk pergi kekamar.

Belum sempat aku membaringkan tubuhku, aku mendengar suara keras dari tante ku. Dan dengan cepat aku menghampiri sumber suara itu.
BRUUKK!!
"Yahh! Bu knp? Bangun bu" ucap Tante ku bingung.
"Bu? Knp bu? Bangun!" ujar Om ku panik.
Dengan segera Kakek ku memeriksa denyut nadi nya dan udara dihidung nya. Dan...... Nenek ku telah pergi. Ia telah berpulang. Dan aku tau skrg, maksud Nenek ku meminta pergi itu adalah...yaa ini. Pergi kealam yg berbeda.
"Ibuuuuu!!" Teriak Om ku sambil memukul tembok dgn tangan nya.

Lemas, hancur, menyesal, terpukul. Itu yg aku rasakan saat melihat nenek ku yg sudah menghembuskan nafas terakhir nya. Kaki ku tak kuasa menopang tubuhku. Aku terduduk lemah. Tangis ku tak terbendung lagi. Ya Tuhan, aku tak rela, aku tak ikhlas, aku tak suka ini!!
~~~

Kumandang azan subuh terdengar. Para tetangga mulai berdatangan. Aku masih menangis.
"Sabar ya rin, ikhlas ya. Nenek kamu pergi disambut oleh azan subuh. Subahanallah" ucap wanita paruhbaya yg ku kenal.
Aku hanya menganggukan kepala. Aku tak mampu berbicara. Semua seperti mimpi! Aku ingin bangun dari tidur ku! Tapi apadaya? Ini sebuah KENYATAAN PAHIT!!

Matahari terbit menampakan sinar nya. Rumah Nenek ku ramai dikunjungi para pelayat dgn disertai tangisan. Kakek ku terlihat tegar, aku tau, dalam diri nya ia sangat terpukul.

Aku terus menatap kosong jasad Nenek ku yg sedang dimandikan. Badan nya putih, sekujur tubuh nya dingin, kaku, dan agak membiru. Aku pun tak ketinggalan untuk memandikan nya untuk yg terakhir kali. Ku sirami tubuh Nenek ku perlahan.
Selesai dimandikan, seluruh tubuh Nenek ku dibalut kain putih. Kain kafan. Aku benar-benar tak kuasa, melihat nya. Tangis ku pecah kembali.

"Kalian boleh mencium almarhumah. Tp jgn sampai airmata nya membasahi pipi nya." ujar wanita paruhbaya menawarkan.
Ibu ku, tante ku, om ku, cucu dari nenek ku menciumi pipi Nenek ku. Begitu pula aku, aku turut mencium pipi Nenek ku yg terakhir kali dan agak lama. Dingiin...itu yg kurasakan. Bagaikan es. Setelah itu, tangis ku tak mampu ku tahan lagi.
~~~

Setelah disolat kan, jasad Nenek ku di makamkan. Tubuh nya dimasukan kedalam lubang galian yg hanya cukup untuk 1 orang. Jasad nya dimiringkan agar ia bisa mencium wangi nya tanah yg akan menjadi rumah nya untuk selama nya. Setelah itu di azan kan.
Semua tubuh nya ditutupi oleh papan-papan yg berjejer rapi. Lalu dimasukan tanah-tanah galian tadi, hingga menutupi semua tubuh Nenek ku. Tangis ku buyar! Tangis ku takdapat ku bendung! Aku ingin SEGERA MELOMPAT, MEMELUK dan MEMBANGUNKAN NENEK KU KEMBALI!! Namun, kaki ku lemah seakan tak mendukung apa yg ingin ku lakukan.

Aku menangis sambil melantunkan doa-doa. Selesai berdoa, aku turut menyirami air ke makam Nenek ku. Ku taburi bunga diatas tanah itu. Ku lihat tante ku yg sedang mengandung lemas tak berdaya disamping ku. Dia pun di angkat oleh om ku.
Aku masih menangis. Ku tatap dalam tanah dan papan yg bertuliskan nama Nenek ku. Aku diam terpaku. Tak ada yg mampu ku ungkap. Kaki ku tak mau beranjak pergi.

"Ayo kak, pulang. Nenek udah tenang." Ucap Ayah ku mengajak ku pulang.
"Aku mau sama Nenek yah" kata ku sambil memeluk erat Ayah ku. Tangis ku tumpah lagi. Dan aku dibawa nya pulang.
~~~

Kumandang takbir tiba. Hari Raya telah datang. Semua manusia merayakan dengan hati riang. Tp tak begitu dengan keluarga ku. Rumah Nenek ku dihuni banyak orang, namun tetap saja berasa sepi. Aku masih merasa KEHILANGAN sosok Nenek!! AKU TAKRELA ya Tuhan...

Sebelum nya, Nenek ku tak pernah mengidap penyakit yg amat tak jelas ini. Keluar masuk rumah sakit tanpa ada keterangan penyakitnya.
Nenek ku sehat sehat saja, bahkan nyaris tak mempunyai penyakit apapun. Ini semua karna manusia yg 'Jahil'. Manusia yg mempunyai ilmu lebih dan tidak bertanggung jawab.
Nenek ku orang baik, ramah kepada siapapun. Ia jg suka menolong. Tapi mengapa ada orang sejahat dan setega itu kpd Nenek ku? Aku hanya bisa diam membungkam mulut.
~~~

Beberapa tahun setelah kepergian Nenek ku, aku merasa ada yg berubah. Semua tak sama seperti dlu. Begitu jg aku. Aku merasa diriku dan nasip ku telah berubah. Aku merasa hidup tak adil. Takdir tak rukun. Hidup ku pahit! Orang yg ku sayang telah pergi untuk selama nya. Walau aku tau, pasti Nenek ku tetap hadir dan menyaksikan aku diatas sana.

Someday,, aku pasti dapat kebahagiaan lagi walau sudah tak bersama Nenek ku lagi...

Semoga 'orang itu' mendapatkan balasan yg setimpal.
--END--

~kisah nyata, dari kehidupan seseorang~
Maaf klu kurang bagus hehe
jangan di posting ulang untuk kepentingan pribadi. sertakan nama pembuat atau pengarang jika mengambil semua cerita saya. terima kasih:)